Selasa, 01 November 2016

koloid

Laporan Kimia
Koloid (pengertian dan pengelompokan sistem koloid)

Kelompok 7 (materi 1)
 kelas XI MIA 2
Nama-nama kelompok:
Ø  Ani Lutfiyatus Sholihah
Ø Maya Agustiani
Ø Muhammad Fikri Akbar
Ø Sri Wahyuni













Sma Negeri 14 Kota Tangerang
2015




A.    Pengertian Koloid
Koloid berasal dari bahasa Yunani kolla, berarti lem. Lem kuno adalah dispersi koloid dalam air. 
Campuran berdasarkan fase yang terbentuk dikelompokkan menjadi campuran homogen (larutan) dan campuran heterogen (suspensi). Campuran yang kondisinya antara homogen dan heterogen inilah yang disebut koloid. Jadi, koloid dapat diartikan sebagai fase peralihan dari campuran homogen menjadi campuran heterogen. Misalnya susu dan air jika dicampurkan akan membentuk dua fase, meskipun terlihat seperti homogen, tetapi butiran susu masih terlihat di dalam campuran. Susu berperan sebagai zat terlarut atau fase terdispersi, sedangkan air berperan sebagai zat pelarut atau medium dispersi. Zat yang terdispersi akan berubah fase jika dicampur dengan zat lain yang fasenya berbeda, sedangkan fase pendispersinya tidak berubah.
Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi (fasa pendispersi). Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Ukuran partikel koloid berkisar 1 nm – 100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa.

Sistem dispersi merupakan campuran antara zat terlarut dengan pelarut
Pengertian Sistem Dispersi Dalam sistem dispersi, zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan zat pelarut. Zat terlarut dinamakan fasa terdispersi, Zat pelarutnya dinamakan medium pendispersi Jadi, sistem dispersi adalah pencampuran antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata.
 Pengelompokan Sistem dispersi dikelompokkan menjadi tiga yaitu:a. Dispersi kasar (suspensi)b. Dispersi halus (larutan sejati/dispersi molekuler)c. Dispersi koloid
 Pengelompokan Sistem Dispersia. Dispersi kasar (suspensi) Dispersi kasar atau Suspensi merupakan campuran heterogen antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi biasanya berupa padatan sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair. Fasa terdispersi dan medium pendispersinya dapat dibedakan dengan jelas karena merupakan campuran yang heterogen. Fasa terdispersinya memiliki ukuran partikel lebih besar dari 10–15 sehingga akan terlihat sebagai endapan. Contohnya : campuran tepung dengan air.
 Pengelompokan Sistem Dispersib. Dispersi halus (larutan sejati/dispersi molekuler) Larutan sejati adalah campuran antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi biasanya berupa padatan atau cair, sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair. Pada larutan sejati fasaterdispersi larut sempurna kedalam medium pendispersi sehingga terbentuk campuran yang homogen. Contohnya larutan garam dalam air. Fasa terdispersi dan medium pendispersinya tidak dapat dibedakan. Oleh karena ukuran partikel fasa terdispersi antara 10– 7 – 10– 5 cm, maka fasa terdispersi dapat larut dalam medium pendispersi.
Pengelompokan Sistem Dispersic. Dispersi koloid Dispersi koloida merupakan campuran antara system dispersi kasar dan dispersi halus. Dalam system koloid antara fasa terdispersi dan medium pendispersi tampak homogen. Namun sesungguhnya, disperse koloid merupakan campuran yang heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat dispersi koloid diaamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi koloid yaitu campuran antara air dan tinta.
Perbedaan larutan, koloid dan suspensi
Ciri-ciri
Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Bentuk campuran
Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
Heterogen
Diameter
Semua partikel berdimensi (panjang,lebar,atau tebal) kurang dari 1 nm
Partikel berdimensi antara 1 nm – 100 nm
Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
Fasa
Satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
Keadaan
Stabil
Pada umumnya stabil
Tidak stabil
Jika disaring
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra
Dapat disaring
Jika di diamkan
Tidak terpisah
Tidak terpisah
Terpisah (padatan mengendap)
Contoh
Larutan gula, larutan garam, spirtus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih dan bensin.
Sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayones.
Air sunga yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air


B.    Pengelompokan Koloid

Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan kombinasi fasa terdispersi dan medium pendispersi. Koloid yang zat tedispersinya bewujud padat disebut sol, koloid yang zat terdispersinya berwujud cair disebut emulsi, sedangkan koloid yang zat terdispersinya berwujud gas disebut buih.
Fasa solemulsi, dan buih masing–masing ada tiga jenis. Dengan demikian ada 8 jenis koloid. Seperti yang tercantum pada tabel di bawah.
NO
Fasa Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama
Contoh
1.
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap (smoke), debu di udara
2.
Padat
Cair
Sol
Sol emas, sol belerang, tinta, cat
3.
Padat
Padat
Sol padat
Gelas berwarna, intan hitam
4.
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut (fog)
5.
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan, minyak ikan
6.
Cair
Padat
Emulsi padat
Jeli, mutiara, opal
7.
Gas
Cair
Buih
Buih sabun, krim kocok
8.
Gas
Padat
Buih padat
Karet busa, batu apung



A.    Koloid Sol
Koloid sol dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Sol padat (padat-padat)
Sol padat adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh: logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.
2) Sol cair (padat-cair)
Sol cair atau disebut sol saja adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.
3) Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: asap dan debu.
B.      Koloid Emulsi
Koloid emulsi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
           1) Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara.
           2) Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
           3) Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: insektisida (semprot), kabut, dan hair spray .
C.     Koloid Buih
Koloid buih dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Buih padat (gas-padat)
Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: busa pada jok mobil dan batu apung.
2) Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok.
Untuk zat berfase gas terdispersi dalam zat berfase gas bukan merupakan koloid, melainkan merupakan larutan. Contohnya, larutan-larutan dalam udara bersih.



3. Koloid dalam Industri
Koloid merupakan satu-satunya bentuk campuran bukan larutan yang komposisinya(susunannya) merata dan stabil (tidak memisah jika didiamkan). Pada umumnya, produk industri untuk kebutuhan manusia dibuat dalam bentuk koloid. Koloid sangat diperlukan dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas, karet, lem, semen, tinta, kulit, film foto, bumbu selada, mentega, keju, makanan, kosmetika, pelumas, sabun, obat semprot insektisida, detergen, selai, gel, perekat, dan sejumlah besar produk-produk industri lainnya.

Contoh-contoh koloid
Ø  Sol












Ø  Emulsi








Ø  Buih