Laporan Kimia
Koloid (pengertian dan pengelompokan sistem koloid)
Kelompok 7 (materi 1)
kelas XI MIA 2
Nama-nama kelompok:
Ø Ani Lutfiyatus
Sholihah
Ø Maya
Agustiani
Ø Muhammad
Fikri Akbar
Ø Sri
Wahyuni
Sma Negeri 14 Kota Tangerang
2015
A. Pengertian Koloid
Koloid berasal
dari bahasa Yunani kolla, berarti lem. Lem kuno adalah dispersi
koloid dalam air.
Campuran
berdasarkan fase yang terbentuk dikelompokkan menjadi campuran homogen
(larutan) dan campuran heterogen (suspensi). Campuran yang kondisinya antara
homogen dan heterogen inilah yang disebut
koloid. Jadi, koloid dapat diartikan sebagai fase peralihan dari
campuran homogen menjadi campuran heterogen. Misalnya susu dan air jika
dicampurkan akan membentuk dua fase, meskipun terlihat seperti homogen, tetapi
butiran susu masih terlihat di dalam campuran. Susu berperan sebagai zat
terlarut atau fase terdispersi, sedangkan air berperan sebagai zat pelarut atau
medium dispersi. Zat yang terdispersi akan berubah fase jika dicampur dengan zat
lain yang fasenya berbeda, sedangkan fase pendispersinya tidak berubah.
Sistem koloid
tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi (fasa
pendispersi). Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan
medium dispersi bersifat kontinu. Ukuran partikel koloid berkisar 1 nm – 100
nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa.
Sistem
dispersi merupakan campuran antara zat terlarut dengan pelarut
Pengertian
Sistem Dispersi Dalam sistem dispersi, zat terlarut jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan zat pelarut. Zat terlarut dinamakan fasa terdispersi, Zat
pelarutnya dinamakan medium pendispersi Jadi, sistem dispersi adalah
pencampuran antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur
secara merata.
Pengelompokan Sistem dispersi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:a. Dispersi kasar (suspensi)b. Dispersi halus
(larutan sejati/dispersi molekuler)c. Dispersi koloid
Pengelompokan Sistem Dispersia.
Dispersi kasar (suspensi) Dispersi kasar atau Suspensi merupakan campuran
heterogen antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi
biasanya berupa padatan sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair. Fasa
terdispersi dan medium pendispersinya dapat dibedakan dengan jelas karena
merupakan campuran yang heterogen. Fasa terdispersinya memiliki ukuran partikel
lebih besar dari 10–15 sehingga akan terlihat sebagai endapan. Contohnya :
campuran tepung dengan air.
Pengelompokan Sistem Dispersib. Dispersi halus
(larutan sejati/dispersi molekuler) Larutan sejati adalah campuran antara fasa
terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi biasanya berupa padatan
atau cair, sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair. Pada larutan sejati
fasaterdispersi larut sempurna kedalam medium pendispersi sehingga terbentuk
campuran yang homogen. Contohnya larutan garam dalam air. Fasa terdispersi dan
medium pendispersinya tidak dapat dibedakan. Oleh karena ukuran partikel fasa
terdispersi antara 10– 7 – 10– 5 cm, maka fasa terdispersi dapat larut dalam
medium pendispersi.
Pengelompokan Sistem Dispersic.
Dispersi koloid Dispersi koloida merupakan campuran antara system dispersi
kasar dan dispersi halus. Dalam system koloid antara fasa terdispersi dan
medium pendispersi tampak homogen. Namun sesungguhnya, disperse koloid
merupakan campuran yang heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat
dispersi koloid diaamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi koloid
yaitu campuran antara air dan tinta.
Perbedaan
larutan, koloid dan suspensi
Ciri-ciri
|
Larutan
(Dispersi
Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi
Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi
Kasar)
|
Bentuk campuran
|
Homogen, tak dapat dibedakan walaupun
menggunakan mikroskop ultra
|
Secara makroskopis bersifat homogen,
tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
|
Heterogen
|
Diameter
|
Semua partikel berdimensi
(panjang,lebar,atau tebal) kurang dari 1 nm
|
Partikel berdimensi antara 1 nm – 100
nm
|
Salah satu atau semua dimensi partikelnya
lebih besar dari 100 nm
|
Fasa
|
Satu fasa
|
Dua fasa
|
Dua fasa
|
Keadaan
|
Stabil
|
Pada umumnya stabil
|
Tidak stabil
|
Jika disaring
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring, kecuali dengan
penyaringan ultra
|
Dapat disaring
|
Jika di diamkan
|
Tidak terpisah
|
Tidak terpisah
|
Terpisah (padatan mengendap)
|
Contoh
|
Larutan gula, larutan garam, spirtus,
alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih dan bensin.
|
Sabun, susu, santan, jeli, selai,
mentega, dan mayones.
|
Air sunga yang keruh, campuran air
dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air
|
B. Pengelompokan Koloid
Koloid dapat
dikelompokkan berdasarkan kombinasi fasa terdispersi dan medium pendispersi.
Koloid yang zat tedispersinya bewujud padat disebut sol, koloid
yang zat terdispersinya berwujud cair disebut emulsi, sedangkan
koloid yang zat terdispersinya berwujud gas disebut buih.
Fasa sol, emulsi,
dan buih masing–masing ada tiga jenis. Dengan demikian ada 8 jenis
koloid. Seperti yang tercantum pada tabel di bawah.
NO
|
Fasa
Terdispersi
|
Medium
Pendispersi
|
Nama
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Asap (smoke), debu di udara
|
2.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Sol emas, sol belerang, tinta, cat
|
3.
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Gelas berwarna, intan hitam
|
4.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut (fog)
|
5.
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu, santan, minyak ikan
|
6.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat
|
Jeli, mutiara, opal
|
7.
|
Gas
|
Cair
|
Buih
|
Buih sabun, krim kocok
|
8.
|
Gas
|
Padat
|
Buih padat
|
Karet busa, batu apung
|
A. Koloid Sol
Koloid sol dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Sol padat (padat-padat)
Sol padat adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh: logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.
2) Sol cair (padat-cair)
Sol cair atau disebut sol saja adalah jenis koloid dengan zat fase padat
terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat
pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.
3) Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol
padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas.
Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase
gas. Contoh: asap dan debu.
B.
Koloid Emulsi
Koloid
emulsi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Emulsi
padat (cair-padat)
Emulsi
padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat.
Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase
padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara.
2) Emulsi
cair (cair-cair)
Emulsi
cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair.
Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase
cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
3) Emulsi
gas (cair-gas)
Emulsi
gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair
terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat
pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: insektisida (semprot), kabut, dan hair spray .
C. Koloid Buih
Koloid buih dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Buih padat (gas-padat)
Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat.
Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase
padat. Contoh: busa pada jok mobil dan batu apung.
2) Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair.
Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok.
Untuk zat berfase gas
terdispersi dalam zat berfase gas bukan merupakan koloid, melainkan merupakan
larutan. Contohnya, larutan-larutan dalam udara bersih.
3. Koloid dalam Industri
Koloid
merupakan satu-satunya bentuk campuran bukan larutan yang komposisinya(susunannya)
merata dan stabil (tidak memisah jika didiamkan). Pada umumnya, produk industri
untuk kebutuhan manusia dibuat dalam bentuk koloid. Koloid sangat diperlukan
dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas, karet, lem, semen,
tinta, kulit, film foto, bumbu selada, mentega, keju, makanan, kosmetika,
pelumas, sabun, obat semprot insektisida, detergen, selai, gel, perekat, dan
sejumlah besar produk-produk industri lainnya.
Contoh-contoh koloid
Ø Sol
Ø Emulsi
Ø Buih